Kita tau dan sering lihat difilm-film tentang apa itu radar, haha...ya radar fungsinya adalah untuk mengetahui situasi disekitar radius radar (pemantau), jadi kalo ada tamu tak diundang maka akan terdeteksi pada radar ini, sebetulnya teknologi radar ini bisa disebut tidak sehat juga, pernah denger lumba-lumba yang mati dan pendarahan hebat dibagian otaknya secara ngedadak?
Hal ini terjadi karena radar angkatan laut amerika, setiap kapal modern selalu dilengkapi dengan radar untuk mengetahui jarak dasar laut dengan permukaan laut, dengan begitu kapal akan bisa memantau rute lintasan yang tidak menghambat kapal, radar juga sebagian digunakan para nelayan untuk mencari ikan dilaut, untuk mendeteksi serangan musuh, dsb.
Nah radar ini cara kerjanya adalah dengan melepaskan gelombang tertentu dalam radius tertentu, sepanjang radius pancaran gelombang itulah area radar, ketika gelombang tersebut mengenai sesuatu maka gelombang pantulna digunakan dan divisualkan dimonitor, gelombang-gelombang inilah yang mematikan para lumba-lumba tersebut, karena militer angkatan laut menggunakan frekuensi tertentu, tentunya militer membedakannya dengan gelombang para nelayan, kita tau lumba-lumba seperti kelelawar yaitu mengeluarkan sonar sebagai hall sensor, dan sensitivitas sensor lumba-lumba ini rusak karena tidak dapat menerima gelombang terlalu kuat dari radar militer angkatan laut.
Analogina seperti telinga kita yang memiliki range frekuensi tertentu, jika telinga kita diberi gelombang suara diatas batas ideal tersebut maka telinga manusia bisa rusak bahkan kerusakannya bisa fatal hingga pendarahan.
Tabel Batas Kemampuan Dengar Telinga Manusia | |
---|---|
90 dB | 8 jam |
92 dB | 6 jam |
95 dB | 4 jam |
97 dB | 3 jam |
100 dB | 2 jam |
105 dB | 1 jam |
110 dB | 30 menit |
115 dB | 15 menit |
Nah saya menggunakan HC-SR04 yang berfungsi sebagai sensor jarak dengan metode gelombang ultrasonic, ada 2 buah tranducer pada modul ini, satu bagian sebagai trigger (melepaskan gelombang ultrasonic), dan bagian satunya sebagai penerima gelombang pantul, efektip jarak maksimal sensor ini sebanyak 1 meter, ketika gelombang ultrasonic tersebut mengenai benda maka akan dipantulkan dan ditangkap oleh tranducer penerima kemudian diolah sebagai data digital, waktu yang dibutuhkan untuk melepaskan ultrasonic dan waktu penerimaan dikalkulasikan secara matematik didalam program yang kita buat nantinya untuk menghasilkan ukuran jarak.
HC-SR04
(pic by ezdenki.com)
|
Jadi dengan sensor ini kita bisa mengukur jarak suatu benda tanpa menggunakan penggaris, hahaha.... ini sebetulna masih kuno, saya lebih tertarik menggunakan laser agar didapatkan efektifitas jarak yang lebih jauh, lalu misalnya kita gunakan laser tersebut pada teropong, maka objek yang kita teropong bisa kita ketahui jaraknya dari kita, tanpa perlu kita ukur menggunakan meteran yang panjang, hehe...kemudian laser yang kita gunakan jangan laser biasa tapi gunakan laser infrared, tujuannya agar objek tidak menyadari bahwa ada sinar yang mengenainya.
Untuk otaknya atau untuk mengolah data digital dari sensor saya menggunakan arduino UNO, untuk visual saya tidak memvisualkannya secara angka dan jarak (kurang seru), tapi saya meniru radar-radar yang ada difilm-film, harusnya menggunakan servo, agar radar bergerak berputar-putar, namun waktu pembuatan saya kekurangan bahan untuk menyatukan sensor dengan mini servo, desigh... baca artikel Bermain dengan Servo.
Arduino UNO |
Uji coba mini servo tanpa HC-SR04
Radar HC-SR04 tanpa servo
Oh iya...HC-SR04 ini memang murah meriah hanya sekitar 50 ribuan menggunakan 4 pin, beda jauh dengan produk dari PARALAX yang sampe 500 ribu menggunakan 3 pin namun dengan fitur dan jarak yang berbeda, sensor ini sering disebut sebagai PING sensor ))).
PARALAX ping sensor
(pic by learn.parallax.com)
|
Satu hal yang perlu diingat ketika menggunakan sensor HC-SR04 adalah pencatudayaan, ketika akan menghubungkan HC-SR04 ke sumber daya biasakan arus (-) terlebih dahulu jangan (+), jika anda tidak mau sensor ini rusak, hahaha...yang murah biasanya membutuhkan perhatian extra bro!!! Saya mengalami rusaknya sensor ini padahal uji coba pertama kali sukses pas saya coba lagi ko sensor nda mau jalan, ternyata masalahnya itu teknik pencatudayaan, tapi berhubung saya lakukan ritual tertentu akhirnya sensor ini tidak lari ketempat sampah, sensor ini bisa bangkit lagi dari kematiannya dan sehat sampai sekarang, alhamdulillah.
Selain kita gunakan sebagai sensor peraba pada robot, kita bisa aplikasikan untuk berbagai hal tergantung daya imajinasi kita, misalnya sebagai sensor parkir mundur, atau sensor pengereman mendadak, atau kita buat untuk mesin conveyor, memang kebanyakan dunia industri menggunakan PLC programable logic controller sebagai controllernya, kelebihan PLC pemrogramannya mudah namun memiliki fitur yang sangat minim dan muahal barangnya, cari mahal ato cari fungsinya, hayo...hehe..
Baca juga artikel Bikin Sendiri Sensor Gelombang Pt-1 dengan arduino, Bikin RF Transmitter dengan Arduino.
Berbicara tentang microcontroller, robotik adalah berbicara mengenai kontrol otomatisasi, printer yang kita gunakan setiap hari adalah penjelmaan robot, air bag dalam mobil, dan masih banyak lagi, berbicara mengenai microcontroller (kontroler dalam ukuran micro) artinya berbicara mengenai penyelesaian masalah secara otomatisasi.
Sampai ketemu di tulisan-tulisan saya selanjutnya.
No comments:
Post a Comment