Social Icons

Pages

Monday, September 23, 2013

Musik, berfikir, bermain, berkaya, mencipta, FUN

Musik itu bukan untuk dipalajari, karena musik itu adalah bahasa otak kanan yang sedang bercerita tentang matematik. Gw ga pernah belajar dimusik it's truly, semua berjalan dengan mengalir, gw hanya dituntun oleh kejujuran, awal bisa maen alat musik waktu usia gw 5 ato 6 taun lupa lagi, gw bisa maen gitar tanpa guru, tanpa literatur, tanpa jampe-jampe, semua hanya melalui kejujuran, gw pegang gitar dan gw maen sesuka gw didepan radio berusaha ngikutin alunan lagu diradio, there is no rule, ga peduli apa kata orang, sampe akhirnya
gw membuat note-note digambar dikertas, ga tau itu mayor ato minor, sampe akhirnya gw terpukau pada tahun 2000 disebuah warnet, gw dikagetkan bahwa gambar yang pernah gw gambar itu adalah diantaranya scale Major, minor, blues scale, dll, dan sekarang sudah banyak orang menggunakan kepandaian gw untuk mengajar dan ditukar dengan rupiah, gw sendiri kadang suka heran dan merasa malu.

So bicara soal musik bicara tentang kejujuran, musik itu bukan industri, musik itu masalah rasa, jadi musik itu ga bisa diatur karena yang bicara adalah idealisme dan rasa bukan otak kiri dan matematika kaku!

Beberapa karya gw ada disini :

Semuanya ga ada yang spesial, mulai dari mixing, recording, ga ada yang sempurna, tapi itu sebagian kejujuran gw yang gw upoad di soundcloud,, masih banyak yang belum diupload, sampe akhirnya gw bisa piano sendiri karena gw tau teori gitar, jadi bisa bass, and drum. Gw ga jago tapi gw paling tau apa yang gw mau. Seharusnya seperti itulah kita belajar, seperti anak-anak kecil, mereka belajar melalui kejujuran, mereka tau kapan harus mulai dan kapan harus berhenti ga ada pemikiran-pemikiran untung rugi dan ambisi, juga kesombongan.

Ya tapi sekolah, budaya merusak tatanan alamiah itu, sifat otak yang belajar menggunakan metoda radian dirusak harus menggunakan teori robot dan bonsai. Saya pernah membuat artikel "MUSIK FUNDAMENTAL" dalam bentuk pdf, tapi blom bisa diupload, mungkin lain kali ya, koneksi masih paraaaahhh...

Musik itu HANYA 13 nada dan 12 interval, tidak lebih dan tidak kurang. Jadi ga pantes kalo harus sombong, punya banyak teori musik ga penting, yang penting itu bisa harmonisasi secara luar kepala pada saat dipanggung ato jam session, ibarat maen silat, kolaksi jurus banyak ga penting yang penting menang pas berantem, musik seperti hidup ada hierarki ada hukum sebab akibatnya, ada harmonisasi disana, ada matematika disana, tapi dengan menggunakan bahasa otak kanan.

Kecuali jika kita membuat frekuensi baru dengan alat musik baru, itu baru terobosan, musik yang ada saat ini tidak lepas dari 12 interval dan 13 nada, dari sanalah muncul resep-resep baru apa yang dinamakan tangganada diatonik, pentatonik, hexatonik, oktotonik, whole tone, chromatic, dan masih sangat banyak lagi.

Kita tidak perlu menghafalkan chord yang ratusan itu, scale yang ribuan itu, yang penting tau dasarnya saja, maka kita bisa tau semua itu, tanpa buku kamus chord yang tebel. Ketika kita bermain musik otak kita bukan lagi digunakan untuk berfikir keras melainkan mengalir, maka dari itu musik itu bahasa, dan bahasa itu benar-benar bisa diterjemahkan oleh setiap listenernya, baik disadari ataupun tidak, coba lihat efek dari setiap genre musik, semua mempengaruhi pola pikir dan budaya, mka tidak jarang musik dijadikan kendaraan politik, belum lagi kalau kita bicara tentang subliminer.

Ternyata ketika kita memasuki industri musik, hidup kita idealisme kita, dandanan kita semuanya diatur oleh produser, karena produser adalah investor di industri musik, mereka tidak mau rugi, jadi mereka ngatur musisinya, itulah kenapa musisi-musisi legend stres berat kemudian mereka bunuh diri, contoh Jimmy Hendrix yang mengatakan saya bukan JUKE BOX!

Coba perhatikan dengan kejujuran kualitas musikalitas dunia saat ini? Terlebih di tanah air, mereka bukan darah seniman dan tidak punya keilmuan dan keterampilan untuk menjadi seniman, pada akhirnya mereka jual tampang bukan musik, lihat MECY GRAY perempuan kulit hitam ga punya tampang cantik, tapi suaranya coy...mereka dihargai diluar sana karena industri musiknya mendukung, jadi semua adalah permainan industri musik, sama seperti sekolah yang pada awalnya adalah taman bermain, karena memasuki era industri sekolah sekarang mengadopsi 1 kurikulum dan keberadaannya berada dibalik gedung-gedung dan papan tulis, semua berbentu kaku, hingga wajar bermunculan buku-buku yang berjudul "ingin kaya? jangan sekolah".

Artinya sekolah merusak cara otak berfikir untuk menemukan ilmu pengetahuan, merusak otak untuk berfikir dengan baik dan benar, tidak jarang orang-orang sekolahan sering kali minder karena mereka sudah sangat lupa pelajaran-pelajaran dibangku sekolah dulu, tapi EGO mereka sudah diseting untuk selalu ingin terdepan dan tidak mau kalah, maka dari itu mereka biasanya berdalih bilang ini itu untuk menutupi kekurangan mereka.

Terlalu sulit hidup dalam sistem yang seperti itu, jadi baiknya lepaskan sistem tersebut, so jangan sekolah, tapi tuntutlah/cari ilmu hingga ke negri china,, kenapa china? ya ampe lubang semut ke, hehe.... sekolah yang ada saat ini adalah sarana untuk mencari ijazah, karena ijazah adalah alat untuk mencari kerja dan menjadi buruh/pesuruh. Jadi percuma kita belajar fisika, kimia, bahasa, matematika, tapi pada akhirnya kita tetep jadi pesuruh dan buruh.

So melalui musik kita diajarkan mengenai kejujuran, tidak perlu kita mengusili sesuatu yang sudah menjadi pilihan orang lain dengan kesadarannya, tapi kita pancarkan sinar kita seterang-terangnya, agar cahayanya menyinari dan memberikan pemandangan bagi setiap mata hati yang melihatnya.

Sadar ataupun tidak setiap manusia adalah saling mempengaruhi satu sama lainnya, kita tidak bicara baik dan buruk karena kita mengetahui panjang karena ada benda yang lebih pendek, kita tau dingin karena ada panas, kita bisa menilai orang tolol karena kita mengenal orang cerdas, kita tau sesuatu salah karena kita tau the right manner, padahal sebetulnya kita tidak tau apa-apa, kita tidak tau panjang pendek, benar salah, semua itu kita nilai berdasarkan kacamata persepsi yang ada dipikiran kita, yang sekian tahun kita bangun, melalui keluarga, sekolah, lingkungan dan budaya, hingga menjadi sebuah bangunan kokoh yaitu KARAKTER.

So tetaplah bermain musik dengan kejujuran, atau nikmatilah musik indah agar kita mengenal apa itu kejujuran.

Sampai ketemu di tulisan-tulisan saya selanjutnya.

No comments: